Laporkan Penyalahgunaan

juwitajuwita.com

Cara Mendidik Rasulullah, Inspirasi Parenting Sepanjang Masa

15 komentar

 

Bagaimana parenting Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam

Cara Mendidik Rasulullah patut kita teladani. Bagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mencetak generasi yang benar-benar kuat imannya dan menjadi generasi terbaik sepanjang sejarah.

Bagaimana lewat madrasah nabi, lahirlah para pemimpin yang tangguh yang bahkan ditakuti dunia karena keyakinannya yang menghujam di dada.

Bicara masalah mendidik tentu banyak perintah Allah yang memerintahkan kita untuk menjaga diri kita dan keluarga dari api neraka. Sebagaimana Allah berfirman dalam

QS At Tahrim ayat 6:

يَأَيُّهَا الَّذِينَ امَنُوا قُوا أَنفُسَكُن وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَهُ عَلَيْهَا مَلَيْكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-Malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka serta selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrim ayat 6)

Berangkat dari ayat diatas, maka kita bisa mengambil pelajaran bagaimana Rasulullah-shalallahu alaihi wa sallam mendidik keluarga, anak dan para sahabatnya.

1. Ikhlas

Wajib bagi setiap pendidik untuk menyifati dirinya sebagai orang yang mengikhlaskan amalnya semata-mata karena Allah, bukan karena riya', sum'ah sanjungan manusia.

Tentu kita tidak menginginkan nasib kita seperti orang yang pertama kali ditelungkupkan wajahnya ke dalam api neraka, bukan? Diantaranya adalah orang yang alim tetapi dia menginginkan agar disebut sebagai orang yang pintar. Maka jagalah niat.

2. Beri contoh yang baik

Rasulullah adalah teladan terbaik bagi orang-orang yang beriman. (QS. al-Ahzab ayat 21).

Itu karena akhlak Rasulullah-shallalahu alaihi wa sallam adalah al-Qur'an, sebagaimana yang dikatakan oleh ibunda Aisyah saat ditanya tentang akhlak beliau.

Bila Rasulullah-shallalahu alaihi was sallam telah merealisasikan apa yang ada di dalam al-Qur'an, maka bagi setiap pendidik hendaknya meneladani Rasul-lullah dan menjadikan dirinya sebagai teladan bagi para anak didiknya.

3. Sabar, pemaaf dan tidak tergesa-gesa

Rasulullah adalah orang yang paling sabar. Ketika beliau berdakwah, mendapatkan gangguan dari kaumnya, sampai wajah mulia beliau bercucuran darah. Bukan umpatan yang keluar dari mulut beliau, namun sebuah doa nan mulia:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

"Ya Allah, ampunilah dosa kaumku, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang belum mengerti." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Begitu pula hendaknya para pendidik menjadi pemaaf terhadap anak didiknya. Ini telah dicontohkan oleh Rasulullah-shallalahu alaihi wa sallam.

Lihatlah kisah Arab badui yang kencing di masjid, pemuda yang minta izin kepada Rasu- lullah untuk berzina. Keduanya dimaafkan oleh Rasulullah-shallalahu alaihi wa sallam atas ketidakmengertiannya tentang hukum apa yang dia lakukan.

Kemudian Rasulullah membimbing mereka dan menjelaskan kepada keduanya sampai akhirnya keduanya menjadi orang yang baik.

Jangan pula tergesa-gesa memetik hasil dari didikan kita. Bukankah kita sering men- dengar keluhan para pendidik,

"Fulan itu hafalannya kacau. Masa surat-surat pendek, setahun nggak hafal-hafal?!", "Masalah gini saja ndak bisa?!", "Huh..., lama sekali! Cepat! Ini kan, gampang?!" dll.

Subhanallah.., padahal kata- kata ini menunjukkan ketergesaan untuk melihat hasil. Bahkan mungkin kata-kata ini akan menjadi penghalang bagi kemajuan dan kesuksesan anak didik kita, karena dirinya merasa terhina dengan peremehan dari gurunya.

Maka, mendidik butuh kesabaran dan senantiasa memaafkan, karena mereka belum tahu serta tidak tergesa-gesa pada hasil.

Cara Mendidik Rasulullah sesuai Sunnah

4. Cara Mendidik Rasulullah : Lemah lembut

Merupakan metode keberhasilan Rasulullah-shallahu alaihi wa sallam dalam mendidik adalah tidak kasarnya beliau kepada para sahabatnya.

Seandainya Rasulullah berlaku keras, niscaya orang yang di sekitarnya akan meninggalkan beliau. (QS. an-Nisa' 159)

Rasulullah bersabda:

مَنْ يُحْرَمِ الرِفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ

"Orang yang dijauhkan dari lemah lembut, akan dijauhkan dari kebaikan." (HR. Muslim: 2592)

Tidak hanya Nabi Muhammad saja yang diperintahkan untuk berlaku lembut, bahkan tatkala Nabi Musa diperintah mendakwahi orang paling kufur sedunia kala itu, Allah perintahkan untuk berkata lembut. (QS. Thāhā: 44)

Pendidik yang dirahmati Allah, jika kepada orang kafir selevel Fir'aun, Nabi Musa diperintah untuk berkata lembut, bagaimana dengan anak didik kita yang mereka adalah bagian dari orang-orang yang beriman?

5. Hindari sikap marah

Dalam QS. Ali-'Imran ayat 134 Allah nyatakan bahwa termasuk sifat orang yang bertakwa adalah menahan amarah. Sifat itulah yang seharusnya menghiasi juga para pendidik.

Karena menahan amarah akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, amarah adalah sumber dari keburukan. Ketika marah, seseorang akan mudah melakukan dosa, baik dengan hatinya (dengan membenci atau hasad), dengan lisannya (mengeluarkan kata-kata kotor), dengan anggota badannya (memukul, menendang), maka mulialah orang yang bisa menahan amarahnya.

Rasulullah menyebutkan:

"Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya-, Allah akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia, sampai kemudian Allah membiarkannya memilih bidadari yang disukainya." (HR. Abu Dawud: 4777)

Disamping itu pelajarilah kiat-kiat agar tidak cepat marah, diantara yang bisa dilakukan adalah dengan membaca ta'awudz, segera duduk atau berbaring, diam, dan berdoa kepada Allah serta meminta ampun kepada-Nya.

6. Jangan mencela dan memaki dalam mendidik

Di antara sifat yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah jauh dari sifat mencela pada anak didiknya. Anas bin Malik pernah bercerita:

"Demi Allah, aku telah membantu rumah tangga Rasulullah 7 tahun atau 9 tahun, aku tak pernah mengetahui Rasulullah berkata terhadap apa yang kukerjakan, 'Mengapa kau melakukan ini dan itu?' dan terhadap apa yang aku tak melakukannya, 'Mengapa kamu tidak melakukan ini dan itu?"" (HR. Abu Dawud: 4773)

Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa rahasia keberhasilan cara mendidik Rasulullah dalam mencetak generasi hebat, diantaranya tidak mencela terhadap kekurangan para anak didik, terlebih memakinya.

7. Berbuat adil terhadap semua anak didik.

Allah berkata dalam hadits qudsi,

"Wahai hamba-Ku, sesungguh- nya Aku haramkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku jadikan kezali- man itu haram di antara kalian; maka janganlah kalian saling menzalimi!" (HR. Muslim: 2577)

Berbuat adil kepada sesama anak didik adalah suatu keharusan. Pendidik tidak boleh membedakan status, asal mereka, baik kepada mereka yang masih muda ataupun yang sudah tua.

Janganlah yang tua diabaikan karena lemah atau lambatnya berpikir. Sesungguhnya mereka yang sudah tua dan masih mau menuntut ilmu adalah sebuah kebaikan pada zaman ini.

Karena belajar kepada yang lebih muda banyak sekali didapati hal yang kurang menyenangkan, kalimat-kalimat yang kurang berkenan dll. Allahu a'lam.

Poin-poin tulisan diatas merupakan salinan dari tulisan Abu Rima, Bojonegoro di laman oase Majalah al-Mawaddah Vol. 59 | Rabi'ul Awwal 1434H :: Januari - Februari 2013 hal 23-24

Semoga kita bisa meneladani cara mendidik Rasulullah dan bisa mempraktekkannya kepada anak kita menjadi generasi emas pada masanya. Sharing yuk di kolom komentar. []

Juwita
Nama Lengkap saya Juwita Fajar Hari. Hampir familiar dengan nama Juwita. Saya seorang Full Ibu Rumah Tangga yang hingga 2022 masih diamanahi 4 orang anak. Saya perempuan berdarah Minang dan saat ini sedang berproses menjadi seorang blogger.

Related Posts

15 komentar

  1. Rosul selalu memberi teladan paling baik. Sayangnya kita sebagai orang ini selalu banyak salahnya. Semua bisa diterapkan jika support sistemnya bagus. Yang saya maksud penerapannya harus sinergi antara setidaknya: ayah dan ibu.

    BalasHapus
  2. Rasulullah betapa kami jauuuhhh bgt dari perangai dan teladan Beliau 😩😭

    Semoga dgn reminder d artikel.ini membuat saya dan para pembaca makin b'semangat utk meneladani Rasul

    BalasHapus
  3. MasyaAllah Mbak. Terima kasih untuk pengingatnya. Terkadang ketika mendidik anak, kita memang inginnya mendapatkan yang instan-instan saja ya. Padahal Rasulullah sudah mencontohkan dan memberi sebaik-baiknya teladan melalui kesabaran, keistiqomahan, dan masih banyak lagi.

    BalasHapus
  4. MasyaAllah, Rasulullah memang tauladan terbaik. Terima kasih sudah menulis ini, Mbak. Saya jadi sadar betapa jauhnya cara mendidik anak dengan Rasulullah. Semoga bisa memperbaiki diri supaya lebih ikhlas, lembut, sabar, istiqomah.

    BalasHapus
  5. semoga menjadi pelajaran buat semuanya ya, saya juga masih awam di dunia peribuan karena belum punya anak hehehe semoga nanti bisa menerapkan ilmu parenting ala Rasulullah ini aamiin

    BalasHapus
  6. Ya Allah, mashaAllah~
    Aku selalu menguatkan diriku bahwa manusia boleh berusaha maksimal, karena sesungguhnya hidayah (berupa ilmu yang bermanfaat) ini hanya Allah yang berikan.

    Ini juga yang aku tekankan kepada anak-anak bahwa sekolah itu bagian dari amar ma'ruf dan semoga bekal ilmu ini kelak akan menuntun ananda ke jannahNya.

    Aamiin~

    BalasHapus
  7. MasyaAllah terimakasih remindernya mba...rasanya saya masih jauh dari akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam mendidik anak-anak.

    BalasHapus
  8. Tiap baca parenting rasulullah, berasa jauuh banget. Yang super sulit itu SELALU lemah lembut huhu. Ada kalanya jadi kebawa ngegas. Terima kasih mba tulisannya sebagai pengingat

    BalasHapus
  9. Rasanya diri ini masih jauh banget deh dari sikap di atas kadang nyuruh anak cepet-cepet, sering marah hehe ... Memang Rasulullah panutan sih, teladan banget terutama dalam mendidih anak

    BalasHapus
  10. Duh kadang masih suka ngak sabaran sama anak-anak apalagi kalau lagi ribut dan kepala emaknya pusing, tapi makin ke sini setelah anak-anak bertambah usia makin belajar untuk lebih sabar, meskipun belum bisa seperti Rasulullah tapi selalu berusaha untuk belajar jadi pribadi yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  11. Nomor 5 masih agak susah mengontrol mba, cuma aku lagi belajar banget mengaplikasikan parenting Rasulullah SAW yang super suabar sama anak. Godaannya juga banyal banget, apalagi kalau udah toddler hmmm. MasyaAllah tabarakAllah, semoga Allah mudahkan

    BalasHapus
  12. sebagai seorang muslim seyogyanya sebelum mencari referensi dari luar kita berkaca dulu ya, mbak dengan cara mendidik ala Rasulullah junjungan kita karena sudah pasti contoh yang terbaik untuk diikuti

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah, mendapatkan pencerahan tentang kelembutan hati dan kesabaran dalam mendidik. Jadi mawas diri nih, mungkin selama ini saya kurang sabar dalam menghadapi anak-anak. Insya Allah akan berbenah diri supaya bisa menjadi orangtua yang baik.

    BalasHapus
  14. Rasanya aku jauh banget dari semua sikap yang disebutjan ditulisan ini. Gemes banget kalau menemani anak belajar. Padahal muridku cuma satu, anakku. Terima kasih ya mba, buatku tulisan ini adalah reminder buat jadi pribadi yang lebih baik

    BalasHapus
  15. Waah. Malu banget bacanya. Masih terlalu sangat jauh dari kemuliaan akhlak Rosulullah saw yang harus jadi teladan. Terutama nomor 5. 😭😭. Harus banyak belajar lagi nih. Makasih banyak Mba atas tadzkirahnya.

    BalasHapus

Posting Komentar