![]() |
Mengenalkan bisnis pada anak secara efektif bukan hanya menerangkan teori-teori saja. Tetapi bagaimana anak bisa terjun langsung menikmati sebuah proses bisnis.
Business sendiri secara sederhana adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menawarkan barang dan jasa kepada orang lain untuk menghasilkan keuntungan. Nah inilah yang namanya business itu. Konsep sederhana ini akan terasa rumit bagi anak kecil jika tanpa praktek.
Inilah yang coba kami pahamkan kepada si Abang dan kedua adiknya. Bagaimana sebuah proses bisnis itu terjadi.
Ini Pengalaman Receh Kami Mengajarkan Bisnis Kepada Anak
Ada beberapa tahap yang kami lakukan untuk mengenalkan bisnis pada anak kami. Mereka yang tidak mengenyam pendidikan PAUD dan TK formal mendorong kami memberikan berbagai pengalaman termasuk dengan bisnis atau istilah saya ke abang dagang.
Berikut tahap yang kami lakukan:
1. Mengenal konsep bisnis di dunia dan akhirat
Saya menerangkan secara sederhana mengenai konsep dagang ini kepada Abang. Sebuah kegiatan transaksi jual dan beli kemudian mendapatkan untung dari hasil dagang tersebut. Saya ajak dirinya berdiskusi untuk melihat sejauh apa yang dia pahami.
"Jadi bisnis itu berdagang ya mi habis itu dapat untung?" tanya Abang.
"Ya begitulah sederhananya dan disana ada usaha (strategi)untuk memperoleh untung tersebut," jelas saya .
Dagang ini juga saya kaitkan dengan perdagangan dengan Allah. Sebagaimana Allah firman dalam Alquran terkait perniagaan ini.
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ ١٠
تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِأَمْوَالِكُم وَأَنْفُسِكُمْ ۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۙ١١
"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?. (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui" ( QS As Saff 10-11)
Ayat ini adalah sebuah gambaran gang sangat jelas dengan tujuan kita hidup di dunia ini. Jika untuk dunia saja kita bekerja keras memperoleh untung, selayaknya kita juga bekerja keras memperoleh untung yang lebih abadi yaitu akhirat.
Sejauh ini pemahaman sederhana Abang adalah perdagangan dengan Allah itu surga.
"Kalau perdagangan dengan Allah kita beramal baik dan untungnya surga yang mi" jawab Abang.
Saya hanya tersenyum karena saya juga tidak punya ilmu tafsir menjelaskan secara detail. Semoga kelak Allah berikan pemahaman lebih jauh tentang konsep perniagaan dengan Allah lebih dalam lagi..
2. Membuat perencanaan bisnis
Kami atau dalam hal ini saya yang diamanahi pak su mulai berdiskusi dengan Abang apa yang ingin dia lakukan. Saat itu dia mau menjual mainan aja mi. Tapi saya lebih melihat mudharatnya. Takut kalau memberatkan orang tua teman Abang kalau Abang jualan itu ke temannya.
Akhirnya jadi ingat ibu jualan nasi kuning di depan rumah. Gimana kalau kita bikin risol aja.. Alhamdulillah Abang memang sudah sering bantu saya buat kulit risol dan mengisinya jadi insyaallah dia bisa diandalkan. Akhirnya keputusan ada pada risol.
Apa langsung eksekusi, karena ada beberapa tahapan perencanaan yang perlu Abang tahu. Yaitu menginformasikan kepada ibu jualan kalau Abang mau nitip dagangan dan menghitung biaya untuk membuat risol. Setelah itu baru Action.
3. Berbelanja Bahan dan Membuat Jualan
Saya meminta Abang langsung yang berbelanja ke pasar semua bahan. Biar dia juga kenal konsep uang dan pasar. Alhamdulillah selesai juga tahap ini.
Tentu saja tak semulus rencana, dalam pembuatan ada saja masalah. Seperti kulit yang gagal, robek, bolong dan lainnya. Ini memahamkan Abang bahwa semua bisnis itu tidak semudah jual beli untung saja. Tapi ada perjuangan.
Sederhananya seorang pebisnis harus siap rugi jika itu terjadi.
Seperti yang kita rencanakan, ternyata target menghasilkan 50 risol ternyata cuma 40 risol. Hal ini mesti dipertimbangkan seorang pebisnis.
4. Menghitung Harga Jual
Setelah kita mengetahui jumlah risol. Kemudian Abang menghitung modal yang kita habiskan membuat risol. Akhirnya dapatlah harga jual yang pantas agar tetap untung. Alhamdulillah sejauh ini Abang paham.
Tapi kita tidak bisa seenaknya menentukan harga, disana kita juga mempertimbangkan harga biasa pedagang lainnya agar kita bisa tetap bersaing.
Jika harga terlalu tinggi, orang tidak akan membeli. Sebaliknya jika terlalu murah juga bisa rugi. Akhirnya harga sudah kami putuskan meskipun hanya balik modal. Setidaknya ini pengalaman bagi Abang.
5. Menggoreng, Menitipkan dan Mengambil Jualan Kembali
Besok paginya setelah subuh Abang menggoreng risol tentu saja ditemani umi.Tidak mudah memang proses menggoreng risol harus sabar dan membutuhkan api yang kecil.
![]() |
Proses Abang belajar bisnis saat umur 7 tahun |
Karena ketidaksabaran akhirnya risol ada yang hampir hangus dan tidak menarik untuk dijual. Dari 40 hanya ada 30 buah risol yang siap dijual.
Akhirnya Abang titipkan jualan sambil berdoa semoga laris dan habis. Tiba-tiba datang WhatsApp mengabari kalau ibu mau tutup dan risolnya masih banyak sisa 5. Abang akhir ambil kembali dan sisanya kita berikan ke ibu yang jualan saja.
Abang hanya mengambil tempat dan uang hasil jualan.
6. Evaluasi
Dalam proses bisnis ada evaluasi setelah kita berusaha. Alhamdulillah Abang jadi mengerti apa itu bisnis dan perencanaannya. Sebelum kita memulai bisnis kita sudah mempertimbangkan semuanya. Mulai dari modal, proses, resiko, dan hasil. Evaluasi penting untuk menentukan strategi lainnya.
Bahkan sampai mempertimbangka waktu. Seperti jualan risol kemaren yang menyebabkannya tidak habis karena sudah telat menitipkan. Ibu buka pukul 4 pagi. Kita baru menitipkan pukul setengah 6, sementara ibu tutup pukul 6.
Terus saja tidak habis karena yang membeli dagangan mulai sedikit.
Tapi bagi kami bukan masalah untung dalam berdagang saja yang titik fokus kami. Tapi pengalaman ini tentu saja membuat Abang paham bagaimana bisnis tersebut. Bahkan bisa jadi pembelajaran aqidah sekaligus. Masya Allah.
Itulah pengalaman sederhana kami mengenalkan Bisnis pada anak. Semoga sharing kami bermanfaat ya. Bagaimana dengan teman-teman? Anak Mulai Diajarkan Bisnis Seperti Apa? Tulislah dong di kolom komentar.
Belajar dagang ini survival skill yg bagus bgt utk anak
BalasHapusMemang sebaiknya mulai dikenalkan sejak kecil.
Supaya nyali dan kreatifnya tumbuh ya
waah keren sekali anak-anak sudah diajari berdagang kak. asli bikin risol ini nggak gampang lho, sayapun menyerah, mending pesan daripada bikin sendiri karena hasilnya tak sesuai dengan harapan kadang hehehe
BalasHapusWah seru ya Mbak. Kalau aku fulu coba ngenalin bisnis, dengan mengajak mereka belanja tanaman hias. Mereka pilih sendiri, merka rawat dan memberi tahu harga jualnya nantinya. Waktu itu sih, mereka semangat bantu nanam di polibag juga, jadi sering dapet cuan karena bebantu nanam dan menyiram.
BalasHapusCoba berdagang minuman dingin buatan sendiri, Mbak. Biasanya hari panas cepat laku. Lebih pas lagi kalo bisa meracik es krim home made.
BalasHapusSeru nih, kalau diajarin sejak dini kan jiwa bisnisnya bisa jd terasah saat besar nanti, jd udah tau arah buat nyari duit sekalipun mngkin passion dia di bidang lain tapi semua.y jg kan bisa dibisniskan
BalasHapusKemarin2 juga pas ada market day di sekolahnya Isya, hihi seru yaa mbaa. anak jadi belajar jual dan beli, dia juga ngerti untung rugi tuh gimana hhaha
BalasHapusKeren, Kak, sudah mengajarkan bisnis ke anak sejak masih kecil. Semoga si Kecil kelak menjadi pebisnis yang sukses ya.
BalasHapusMashaAllah~
BalasHapusMemang pandangan bisnis dalam Islam ini menjadi sembilan dari 10 pintu rezeki adalah melalui berdagang. Sehingga konsentrasinya bukan hanya akad di awal tapi sampai proses dan hingga hasil akhirnya benar-benar dipahami kahalalannya.
Barakallahu fiik, pengenalan terhadap bisnis ini sudah dilakukan sejak dini. Semoga semakin konsisten dan semakin membawa keberkahan bagi banyak orang.
Masya Allah..pembelajaran yang sangat baik untuk anak ini. Sejak dini sudah dikenalkan konsep bisnis sesuai usia. Semoga kelak ananada jadi pebisnis ulung. Terima kasih inspirasinya Kak
BalasHapusKeren mba anak-anak sudah diperkenalkan bisnis dari kecil. Anak saya dulu waktu SD pernah belajar jualan tapi pas mulai remaja malah enggak mau wkwkwk
BalasHapusKeren nih mba parentingnya. Memang life skill itu sangat diperlukan anak, bisa jadi mode survival kalau misal suatu saat perekonomian lagi jelek
BalasHapusSulungku dulu pernah belajar berdagang waktu kelas 2 SD. Waktu itu dia lihat teman2nya sering beli pensil dan penghapus yang lucu2. Trus kepikiran gimana kalau dia yang jadi penjualnya. Jadi deh saya belikan beberapa utk ditawarkan ke teman2nya. Eh ga taunya laris loh. Hanya saja konsep untuk mengembalikan modal belum dipahaminya saat itu. Jadi uang hasil jualan dipake jajan gitu, bukan untuk membeli lagi barang dagangan baru hahahaa....
BalasHapusSeruuuu...
BalasHapusJualan itu basic knowledge yang emang harus dimiliki sih. Dia mau kerja di mana aja tetep perlu tahu gimana caranya jualan.
Dan lagi, kalau merencanakan bisnis kan banyak hal yang kudu dipikir ya. Ini oke banget diajarin ke anak.
Ntar aku mau ajarin juga ah.
Seneng deh sama caranya. Konsep pertama bisnis dunia akhirat duh aku belum nih. Baru sampai nomiap uang . Dan kita bekerja adalah salah satunya agar dapat uang..
BalasHapuswah seru banget ya anak jadi mulai tahu soal bisnis sedari kecil dna itu praktek langsung, pastinya bikin mereka jadi paham lebih awal dan secara langsung karena praktek
BalasHapusMasyaa Allah. Mengajarkan bisnis ke anak memang sebaiknya dimulai dari kecil ya. Anakku pernah juga jualan di sekolahnya. Tapi anakku belum paham ada modal. Jadi hasil jualan buat dia semua, wkwk.
BalasHapusmasyaallah mantap mba, mengenal konsep bisnis dunia akhirat pads anak. kira-kira start usia berapa bagusnya mengenalkan konsep ini pads anak?
BalasHapusSetuju banget! Berniaga sejak dini itu harus. Anak-anakku juga. Minimal mengasah mental mereka. Mengajarkan makna sebuah usaha, untung, rugi dan pastinya sedekah.
BalasHapus